Manusia dan Kegelisahan
Tolak Relokasi April, Warga Bukit Duri Tuntut Ganti Rugi
TEBET (Pos Kota) – Ratusan warga dari 2 RT di RW 12 Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan yang terdampak normalisasi Kali Ciliwung mendesak Pemprov DKI Jakarta memberikan ganti rugi. Mereka juga menolak direlokasi pada April dan minta usai lebaran.
Odon, warga RT 04 RW 12 Kelurahan Bukit Duri saat sesi tanya jawab pada sosialisasi normalisasi Kali Ciliwung di aula kantor Kelurahan Bukit Duri, menekankan warga mendukung kebijakan pemerintah untuk mengatasi banjir yang puluhan tahun merendam permukiman tersebut dan bersedia diboyong ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Rawa Bebek di Jakarta Timur.
“Kami mendukung program normalisasi Kali Ciliwung, tapi kami juga menuntut kebijaksanaan pemerintah agar kepindahan kami ke Rusun Rawa Bebek setelah Idul Fitri dan tahun ajaran baru karena sebagian anak-anak sedang persiapan untuk ujian nasional,” kata Odon, Senin (13/12).
“Kam juga ingin bisa melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dam bermaaf-maafan saat lebaran bersama kerabat dan tetangga di kampung halaman kami di sini (Bukit Duri).”
Selain itu lanjutnya warga juga minta ganti rugi atas bangunan mereka yang sudah ditempati puluhan tahun secara turun menurun, meski memang sebagian tidak memiliki surat-surat. Bahkan, warga lainnya seperti Taufik dari RT 03/12 minta Pemprov DKI memberikan unit rusun berdasarkan Kepala Keluarga (KK) bukan mengacu bidang.
“Karena sebagian warga ada yang lebih dari 2 Kepala Keluarga menetap di satu bidang. Pak gubernur tolong bantu kami dengan unit rusun berdasarkan Kepala Keluarga,” pintanya yang langsung disambut tepuk tangan oleh ratusan warga yang hadir di ruangan aula kelurahan.
Sebelumnya, Bastari selaku Kepala Bidang Pelaksanaan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) menegaskan sesuai program kerja, pihaknya pada April akan mulai menggarap proyek normalisasi Kali Ciliwung di 4 RT di RW 12 Bukit Duri sepanjang 700 meter mulai Jembatan Tongtek hingga ke Komplek Garuda.
“Untuk menormalisasi Kali Ciliwung di Jembatan Tongtek hingga Komplek Garuda menghabiskan anggaran sekitar Rp50 miliar dengan waktu pengerjaan 6-8 bulan,” jelasnya.
Di lokasi tersebut BBWSCC akan membuat trase dengan lebar sekitar 50 meter sehingga dapat mendongkrak debit aliran sungai 570 M3 per detik. Normalisasi berupa memperkuat tebing dan turap, pengerukan alur sungai, saluran air, jalan inspeksi dan penanaman.pohon.
Namun Fredy Setiawan, Asisten Perekenomian dan Lingkungan Hidup Jaksel berusaha meredam kegelisahan ratusan warga lantaran rencana relokasi pada April dinilai tergesa-gesa.
“Usulan para warga supaya kepindahan ke rusun usai lebaran, maupun ganti rugi sesuai Kepala Keluarga akan kami catat dan kami sampaikan ke pimpinan untuk selanjutnya kami menunggu arahan pimpinan,” ujar Fredy.
Camat Tebet, Mahludin mengatakan normalisasi Kali Ciliwung tahap 2 di wilayahnya meliputi 364 bidang di 4 RT di RW 12 yakni RT 01, 02, 03 dan 04. Serta RT 10, 11 dan 12 di RW 01 yang terdapat Komplek Garuda.
“Dari 364 bidang yang terdampak, namun unit yang tersedia di Rusun Rawa Bebek baru ada 215 unit. Bagi warga yang cepat mendaftar tentu lebih berpeluang,” ungkapnya.
Lurah Bukit Duri, Mardi Youce mengatakan dari ratusan bidang di 4 RT di RW 12 seluruhnya tidak memiliki bukti kepemilikan tapi hanya PBB. Kecuali sekitar 27 bidang di Komplek Garuda di RW 01 dengan sertifikat hak milik.
Sementara itu Nuri Sawitri, Kepala Unit Pengela Rumah Susun (UPRS) menambahkan 215 unit di 5 lantai yang tersedia untuk warga Bukit Duri akan siap huni pada akhir Maret. Saat ini Dinas Perumahan DKI Jakarta masih merampungkan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) dan air.
Menyinggung sewa per unit, Nuri belum mendapat info pasti dari pihak terkait. Hanya saja berdasarkan sewa tahun lalu untuk satu unit tipe 36 dengan 2 kamar tidur, dapur dan fasilitas lainnya mulai harga Rp303 ribu/bulan untuk di lantai satu, Rp275 ribu/bulan untuk penghuni yang menyewa di lantai 2 dan seterusnya. Untuk anak sekolah akan disediakan bus sekolah gratis. (Rachmi/win)
Analisa Artikel :
Pada postingan kali ini saya akan menganalisa sebuah artikel yang bertemakan tentang manusia dan kegelisahan . sesuai dengan materi yang diberikan oleh ibu Dyah Turis pada pertemuan terakhir semester ini .
yaitu , warga resah akan penggusuran yang ada di sekitar wilayah Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan . warga sekitar tidak terima karena tempat tinggalnya yang sudah ditempati nya sudah lama akhirnya terkena relokasi peluasan sekitar area sungai ciliwung.
yang kedua warga juga resah karena takut tidak diberi uang ganti rugi oleh pemerintah . dimana warga menuntut uang ganti rugi untuk setidaknya mengurangi beban untuk membeli perlengkapan atau untuk membiyaai keperluan sehari hari dan juga untuk membayar setiap bulan nya untuk rumah susun yang akan ditempati oleh warga yang rumah nya digusur oleh pemerintah.
kedua kegelisahan yang dialami warga Bukit Duri tersebut termasuk kedalahm kegelisahan obyektif .
Usaha mengatasi Kegelisahan :
Pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Kedua kita harus menguasai diri sendiri jika kita sudah dapat menguasai diri sendiri , ketakutan dan kecemasan pasti dapat teratasi.
sumber artikel : http://poskotanews.com/2017/03/13/tolak-relokasi-april-warga-bukit-duri-tuntut-ganti-rugi/
sumber artikel : http://poskotanews.com/2017/03/13/tolak-relokasi-april-warga-bukit-duri-tuntut-ganti-rugi/
Comments
Post a Comment